Cari Blog Ini

Senin, 04 Juli 2011

Twitter diblok ditengah gelombang demo di Mesir

Demonstrasn di Kairo
Seperti di Tunisia, masas demo di Mesir juga menuntut presiden Mubarak mundur
Website jejaring sosial Twitter, membenarkan layanannya diblok dari Mesir.
Situs sosial seperti Twitter dan Facebook menjadi alat perubahan sosial yang makin penting dalam upaya menggalang protes publik.
Alat serupa terbukti ampuh setelah dipakai di Iran dalam kisruh pemilihan presiden tahun 2009, dan di Tunisia yang akhirnya menggulingkan pemerintahan presiden yang sudah memerintah puluhan tahun.
Pernyataan Twitter muncul ditengah makin panasnya situasi di Kairo dan sejumlah kota lain di Mesir akibat demonstrasi puluhan ribu orang yang menuntut turunnya Presiden Hosni Mubarak yang sudah berkuasa selama 30 tahun.
Kantor Berita Reuters menulis polisi menyemprotkan gas airmata dan kanon air terhadap pendemo Rabu (26/01) pagi, setelah beberapa hari sebelumnya situasi kota dilumpuhkan para pendemo.
Hari Selasa dua pendemo dan seorang polisi tewas akibat bentrok yang meletup di berbagai kota di Mesir, karena tekanan kemiskinan dan represi yang terinspirasi aksi penggulingan presiden Tunisia.

Seruan facebook

"Turun, turun Hosni Mubarak turun," teriak para peserta demo yang mundur dari pusat kota Lapangan Tahrir.
Sebagian melempar batu pada polisi yang memukuli massa dengan tongkat untuk mencegah peserta demo kembali ke lapangan itu setelah demosntran diusir dengan gas airmata.
"Besok jangan berangkat kerja. Jangan pergi kuliah. Kita semua akan turun ke jalan dan berdiri bersisian demi Mesir. Kita akan jadi jutaan orang," kata seorang pegiat dalam sebuah grup di Facebook untuk aksi Rabu ini, yang jadi salah satu alat utama mobilisasi demonstran.
Selasa lalu adalah hari libur nasional dimana kantor-kantor kementrian tutup di Mesir.
Seorang sumber dalam pemerintahan seperti dikutip Reuters, menyebut para menteri sudah menginstruksikan agar pegawai pemerintah kembali bekerja hari Rabu dan tidak ikut berdemo.
Selain menuntut agar Presiden Mubarak turun, para demonstran juga menuntut Perdana Menteri Ahmed Nazif mundur, pembubaran parlemen dan pembentukan pemerintahan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar